Pendampingan Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga dengan Metode Takakura di Perumahan Wilis Indah 2, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri

Masalah sampah merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh banyak kota di Indonesia. Volume sampah yang terus meningkat, terutama sampah organik, membutuhkan solusi yang efektif dan ramah lingkungan. Di Kelurahan Pojok, khususnya di perumahan wilis indah 2 mempunyai permasalah ini semakin mendesak dengan meningkatnya jumlah rumah tangga dan aktivitas konsumsi yang menghasilkan banyak sampah organik setiap harinya. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metode komposting, seperti model Takakura. Model Takakura adalah salah satu cara pengomposan yang sederhana dan mudah diaplikasikan oleh masyarakat umum. Dengan demikian perlunya pendampingan dan penyuluhan pengelolaan sampah. Program pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengolahan sampah organik dan memberikan solusi praktis yang dapat diimplementasikan di tingkat rumah tangga.

Permasalahan pengelolaan sampah misalnya a) penumpukan sampah terutama sampah organik yang tidak di olah sehingga terkadang menyebabkan masalah lingkungan seperti banjir b) kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah organik dan bagaimana mengelolanya dengan benar c) pengangkutan sampah dan pengelolaan sapah yang terkadang memerlukan biaya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, metode Takakura menawarkan solusi yang praktis dan efektif. Metode Takakura, yang berasal dari Jepang, menggunakan keranjang kompos yang dilengkapi dengan bahan-bahan pendukung seperti sekam padi, dedak, dan starter mikroorganisme. Proses ini memanfaatkan mikroorganisme alami untuk mempercepat dekomposisi sampah organik menjadi kompos. Keunggulan metode ini terletak pada kemudahannya, biaya yang rendah, dan hasil kompos yang berkualitas tinggi.

Gambar 1.  Pengolahan sampa organik dengan Metode Takakura

Keterangan gambar :

  1. Proses menggunting galon kosong yang terbuang (di pakai galon yang tipis dan sedang) di potong tapi tidak sampai putus, proses ini dilakukan untuk memasukan kompos kering dan juga memasukan sampah organik dari limbah rumah tangga, brambut/ sekam padi.
  2. Proses memasukan kompos kering di dasar galon (bisa didapatkan di TPA Pojok dengan harga Rp 10.000,- per karung besar yang 25 kg)
  3. Proses selanjutnya adalah memasukan sampah organik dan dilanjutkan dengan kompos kering berselang seling
  4. Langkah selanjutnya adalah menutup dengan brambut/sekam padi yang diletakan di totebag tas belanja bekas
  5. Kompos takakura di biarkan kurang lebih 1 bulan, dan setiap hari apabila ada sampah organik di masukan di galon bekas dan di tutup dengan kompos kering selang seling

Implementasi di Kelurahan Pojok

Program pendampingan ini dimulai dengan sosialisasi kepada warga di Perumahan Wilis Indah 2 Kelurahan Pojok mengenai pentingnya pengolahan sampah organik. Berbagai kegiatan dilakukan, seperti:

  1. Pelatihan  Warga diberikan pelatihan langsung tentang cara menggunakan metode Takakura. Mereka diajarkan langkah-langkah praktis mulai dari persiapan bahan hingga proses pembuatan kompos.
  2. Pemberian Keranjang Kompos: Setiap rumah tangga yang berpartisipasi diberikan keranjang kompos Takakura beserta bahan-bahan pendukungnya. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka memiliki alat yang memadai untuk memulai proses pengolahan sampah organik.
  3. Pendampingan Berkala: Tim pendamping dari program ini secara berkala mengunjungi rumah-rumah peserta untuk memantau perkembangan dan memberikan bimbingan tambahan jika diperlukan. Pendampingan ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap rumah tangga dapat mengoptimalkan penggunaan metode Takakura.

Dampak Positif

Dari hasil pendampingan sejak dimulainya program ini, telah terlihat berbagai dampak positif pada masyarakat antara lain : 1) volume sampah yang selama ini selalu di buang ke TPA Pojok terutama sampah organik dapat di minimalisir dengan mengolahnya menjadi pupuk dengan menggunakan metode Takakura 2) Masyarakat terutama yang bertempat tinggal diperumahan dengan lahan yang terbatas dapat memanfaatkan lahannya dengan menanami dengan Toga dan pemberian pupuk organik, diharapkan pemanfaatan lahan menjadi maksimal 3) meningkatnya kesadaran lingkungan akan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan kedisiplinan memilah milah sampah organik dan sampah anorganik 4) dengan metode takakura membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih serta mendukung keberlanjutan lingkungan hijau. 

Dokumen Kegiatan

 Gambar 2. Pelaksanaan PkM Pengolahan sampah organik dengan  metode takakura

Tantangan dan Solusi

Seperti halnya program lain, pendampingan pengolahan sampah organik dengan metode Takakura juga menghadapi beberapa tantangan, seperti kurangnya partisipasi awal dan resistensi terhadap perubahan. Namun, dengan pendekatan yang persuasif dan edukatif, serta dukungan dari pemerintah setempat, tantangan-tantangan ini dapat diatasi.

Pendampingan pengolahan sampah organik rumah tangga dengan metode Takakura di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, khususnya di warga Perumahan Wilis Indah 2  merupakan langkah positif dalam mengatasi masalah sampah organik. Program ini tidak hanya memberikan solusi praktis dalam pengelolaan sampah, tetapi juga berkontribusi terhadap peningkatan kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk menerapkan metode serupa dalam upaya pengelolaan sampah yang lebih baik. (Rr. Forijati, Ridwan)